Jumat, 19 Maret 2010

Demonstrasi Pelajaran Murid SDN Campurasri 1

Untuk sekedar bukti KBM di luar kelas ini ada bukti. Ketika ditanya tim penilai akreditasi , " Apakah pernah mengadakan KBM di luar kelas kelas ?" Serentak spontan guru menjawab, " pernah ". lantas penilai bertanya lebih lanjut, " Mana buktinya ?"
Ibarat cacing tergencet kaki, guru bungkam. Padahal yang diminta cuma catatan tentang waktu KBM dilaksanakan di luar kelas. Ada semacam perbedaan persepsi tentang ini. Bagi guru SDN campurasri 1 , kegiatan semacam itu tak perlu dicatat. Tapiitu sudah terlanjur. Memang realita , tak pernah mencatat. hanya tercatat pada jurnal saja.












Label:

Selamat Datang Guru Bahasa Inggris

Sabtu tanggal 13 Maret yang lalu sekitar jam 09.00 , SDN Campurasri 1 kedatangan tamu dan ditemui Kepala SDN Campurasri 1. Setelah mendpat tanda tangan kepala sekolah, lantas pamitan pulang. Ternyata ia adalah guru baru mata pelajaran Bahasa Inggris yang akan mengajar di SDN Campurasri 1 . Nama lengkap : AZIS PRIYO ISWANTO. Berikut foto ketika berada di kantor pada hari Kamis tanggal 25 Maret 2010. Gambar diambil ketika acara praktek ulang Bu Sukarti dan Bu Titin untuk mendapatkan nilai dari pengawas TK/SD sebagai perlengkapan portofolio pengajuan sertifikasi guru.





Label:

Praktek Mengajar Untuk Sertfikasi

Kamis tanggal 18 Maret 2010 merupakan hari yang mendebarkan bagi guru SDN Campurasri 1 yang akan mengajukan sertifikasi guru. Ini merupakan kali ke dua penilaian cara mengajar di kelas masing-masing . Seperti layaknya seorang siswi SPG ( Sekolah Pendidikan Guru ) yang sedang dinilai oleh guru pembimbingnya. Terlihat seperti dalam gambar , Bapak Drs..Achmad Nurudin menunggu di dalam kelas, dan setelahnya memberi masukan kepada guru yang dinilai. Pemandangan ini berbeda dengan periode sebelumnya yang tanpa harus ditunggu ketika mengajar di depan kelas hingga tuntas . Semoga saja Bu Sukarti dan Bu Titin tetap tegar melalui semua tahapan aturan sebagai syarat pengajuan sertifikasi guru.




Label:

Kamis, 18 Maret 2010

Guru Praktek Mengajar













Untuk melengkapi persyaratan portofolio guru yang akan diajukan ke Tim Asesor , guru SDN Campurasri 1 Bu Sukarti , S.Pd dan Bu Titin Sumarni , S.Pd harus mengulang praktek mengajar di depan kelas masing-masing.

Dengan berbekal masa kerja 30 tahun lebih ( angkatan tahn 1979 ) mengajar di tempat kerja dirasa seakan-akan belum cukup. Dari penilaian yang pertama, menurut B Karti dan B Titin masih ada bebeapa hal yang masih harus disempurnakan, dan satu kali penilaian belum cukup untuk memberikan waktu kepada Bapak Pengawas memberi nilai yang tepat. Menurut penuturan B Karti maupun B Titin , alasan diadakan pengulangan penilaian mengajar di depan kelas, agar nantinya guru yang ada di SD inti mempunyai kelebihan dari guru SD lain ( imbas). Begitu alasan yang disampaikan Bapak Drs. Achmad Nurudin. Mendengar alasan dan harapan dari bapak pengawas seperti itu, kontan saja Bu Titin Sumarni menjawab dengan tegas, bahwa semua guru yang ada di SDN campurasri 1 tidak memiliki kelebihan dari guru SD yang lain. Jika nanti pada saat pertemuan KKG B Titin diberi mandat untuk mengadakan praktek mengajar , dan memberi contoh mengajar yang baik merasa tidak sanggup. Selanjutnya ,B Titin mengatakan bahwa rekan guru di SDN Campurasri 1 sebenarnya sama seperti tenaga pengajar yang lain. Hanya saja, menurut B Titin, rekan guru di SDN Campurasi 1 memiliki sedikit ketlatenan ( Bahasa Jawa ). Tlaten yang bisa diartikan sebagai sikap usaha dengan penuh kesabaran , tidak sereta merta segera ingin cepat-cepat selesai. Pelan tapi pasti.
Dengan beban harus mempunyai kelebihan dibanding guru lain ( imbas ) itulah , menurut penulis memang sangat memberatkan. Bagaimana tidak , untuk bekerja ekstra ,lebih dari yang lain serasa tidak adil .Menjadi guru biasapun tak masalah. Memang seolah-olah itu merupakan suatu kehormatan, kebanggaan, dan mendapat nilai tambah. Kehornatan dan kebanggan yang mana ? Bahkan, menurut sumber berita yang tidak pantas disebut namanya, pada kesempatan pengajuan usulan untuk mendapatkan sertifikasi guru, ada yang cukup hanya beberapa menit saja, lantas mendapatkan nilai dari pengawas. Bahkan pada periode sebelumnya, tidak diadakan penilaian dengan cara ditunggui di kelas pada saat mengajar. Apakah ini suatu kebanggan jika pada saat mengajar harus ditunggui oleh pengawas ? Sama seperti ketika masih sekolah di SPG dulu ? Padahal menurut perasaan penulis sendiri , jika pada saat mengajar diawasi karena ada unsur penilaian, suasana perasaan dan kesiapan mental tidak rileks. Terkesan kaku, takut salah, takut terjadi kekurangan, takut nanti dikritik, takut....macam-macam yang tidak bisa diungkapkan. Maka sangat mungkin, ketika saat mengajar di depan kelas dinilai secara dinas, akan membawa dampak psikologis bagi guru yang dinilai. Tingkat dampak memang tidak sama antara guru satu dengan guru lain. Maka sebagai guru biasa , semua rekan guru di SDN Campurasri 1 tidak merasa tersanjung hanya karena berada di SD inti. Jika boleh memilih , tidak diberi beban untuk menjadi model gaya mengajar yang baikpun tak masalah. Karena kemungkinan kecil seorang guru bisa mengajar sesuai dengan idealisme yang tepat sama seperti teori mengajar yang tepat. Yang bisa hanyalah TEORI itu sendiri. Karena sudah sifat manusia, seseorang akan nampak dari penilaian diri seseorang pastilah dari segi kekurangan dan kejelekannya. Ibarat tidak akan menemukan gading yang tidak retak. Sedangkan nilai tinggi gading itu sendiri kadang terkubur oleh retaknya gading.
Jika boleh diupamakan sebagai permainan sepakbola, guru tingkat bawah adalah pemain belakang, kelas 3 dan 4 adalah pemain tengah ( gelandang ) sedangkan kelas 5 dan 6 adalah pemain tukang cetak goal ( striker ). Jika seandainya umpan -umpan dari bawah itu tepat , maka pemaian yang diberi umpan tidak akan ngos-ngosan mengejar bola dan kemudian akan membawa bola pada tujuan. Guru kelas 6 akan menyiapkan gol out -put lembaga sekolah. Sedang kelas 5 sering bertandang untuk bertanding di arena kejuaraan lomba fisik ( olah raga ) dan pertandingan otak ( akademis ) .Jadi jika suatu saat striker bisa membawa kemenangan suatu tim dengan gaya membawa bola yang sangat cantik ataupun tidak cantik itu merupakan suatu sistem. Tidak bisa dipisahkan.
Jika suatu proses mengajar ini dianggap proses memasak, maka hasil masakan dan olahan SDN Campurasri 1 sudah bisa dirasakan dan dilihat secara umum. Bisa dikritik, bisa dinilai secara langsung. Jika guru harus menyiapakn rentetan catatan konsep resep masakan, mungkinkah proses memasak itu bisa menghasilkan masakan yang tepat? Hasil yang tepat, atau yang penting ada bukti resep memasak? Seorang koki yang handal tak harus menyiapakan resep masakan , ketika akan memasak. Ia akan lancar dan tepat ketika harus meramu bumbu dan menyiapakan bahan yang akan dimasak. Jika bahan yang akan dimasak kurang layak, maka akan ia akan punya cara tersendiri agar bahan yang kurang enak tadi akan dimasak dengan campuran bumbu tersendiri.

Label: