Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah Tahun 2011/2012
Hari Jumat dan Sabtu tanggal 29-30 Juli 2011, sebagian Kepala Sekolah SD/Madrasah hingga SMA/SMK yang ada di wilayah Kecamatan Karangjati berkumpul di SMPN 1 Karangjati bersama 2 orang guru mendapat bimbingan mengisi EDS/M ( Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah ) . Dalam salah 1 ruang bimbingan dari 3 kelas lain terdiri dari SDN Campurasri 1 , SDN Campurasri 2, SDN Danguk , SDN Gempol 1 , SDN Gempol 2 , SDN Jatipuro 1 , SDN Jatipuro 2 , SDN Brangol 1 , SDN Brangol 2 , SDI AL-Amnaniyah 1 Puhti , SDI AL-Amnaniyah 2 Karangjati , dan SD Harapan Umat ( Harum ) berada dalam 1 ruang kelas 1 atau ada yang menyebut kelas A. Mengisi mudah. Tapi benar atau salah itulah yang sering jadi perbedaan. Untuk itulah tutor menanamkan sikap , bahwa pertemuan “on” kali ini juga digunakan sebagai ajang sharing, saling memberi masukan kalimat bagaimana yang lebih tepat ditulis dalam fromat EDS/M yang sesuai dengan situasi dan kondisi nyata yang ada pada lembaga masing-masing . Di tempat lain ada 2 kelas melakukan kegiatan yang sama yakni mengisi EDS/M . Namun dengan tutor yang beda .
Melihat sekilas format yang harus diisi sebagai bahan evaluasi diri, memang sangat berat jika saja kepala sekolah kurang menguasai komputer. Jika demikian haruskah seorang kasek harus bisa membawa laptop ? Haruskah mampu membuka dan menutup ( on-off ) komputer ? Jika hanya membawa banyak yang mampu. Jika hanya sekedar menenteng unjuk” kepunyaan” mungkin saja bisa. Tapi setelah dicermati, ternyata isian dalam EDS/M sangat membutuhkan kejujuran pengisi format. Bagaimana tidak ? Kita harus mengungkap realita yang ada pada lembaga. Dan yang tahu adalah mereka yang mengisi. Kejujuran dipertaruhkan. Jika akreditasi standar yang diajukan asesor tercantum dengan jelas miripformat EDS/M . Tapi ada perbedaan di sini . Jika dalam penilaian akreditasi keadaan bukti fisik dinilai tim penilai , namung EDS/M dinilai / diisi oleh diri sendiri. Menurut penuturan tutor pada jumpa pertama ( Bu Candra ) pada penilaian akreditasi banyak yang sekedar “kucing diraupi” , maksudnya sesuatu yang sebenarnya dinilai kurang baik bisa saja diberi bedak ( dipupuri ) agar terlihat cantik dan menarik . Padahal tak mandi atau tak pas jika hanya sekedar berhias namun tak dilengkapi dengan fakta dan data lain yang benar-benar nyata.
Semoga dengan adanya bimbingan pengisian EDS/M ini bisa mendatangkan manfaat bagi dunia pendidikan. Khususnya untuk melihat dan menilai diri dengan jujur mengakui kekurangan sekaligus menilai kelebihan yang ada pada lembaga masing-masing. Sekedar kenangan , berikut adalah cuplikan gambar kegiatan bimbingan ” on ” yang bisa dijadikan bukti, bahwa mengisi EDS/M butuh pendamping .
0 Komentar:
Posting Komentar
Kirim komentar anda setelah menjadi anggota blog kami
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda